Gambar Sistem Pengapian Elektronik
Pada sistem pengapian
elektronik pengendalian saat pegapian dilakukan dengan transistor,
sehingga arus pada rangkaian primer bisa lebih tinggi dan daya pengapian
jadi lebih besar.
Pada pengapian elektronik
TCI-I dan TCI-H, ECU memiliki fungsi-fungsi tambahan :
· Regulasi sudut dwell minimum dan maksimum, pada
putaran rendah agar koil tidak panas (arus primer diregulasi mengalir tidak
terlalu lama), sebaliknya pada putaran mesin tinggi agar daya percikan busi
tetap tinggi®sehingga pembakaran sempurna (± 18% s/d 80%).
· Pembatas arus primer, sehingga arus primer
maksimal selalu tetap (± 8A).
· Pemutus arus primer, atas dasar jumlah pulsa
yang dikirim pengirim sinyal, apabila kurang dari 10 pulsa/menit maka pemutus
arus akan memberi informasi kepada penguat sehingga darlington akan memutus
arus primer.
· Pembatas putaran maksimal, pada saat motor
berputar sudah mencapai maksimum (6200 rpm) maka pembatas putaran memberitahu
kepada penguat supaya darlington tidak memutus arus primer lagi sehingga tidak
terjadi induksi tegangan tinggi pada koil.
Pengapian elektronik TCI-k
Pada sistem ini rangkaian
primernya dikendalikan transistor, sinyal pengendali transistor dengan kontak pemutus yang daliri
arus kecil (kontaknya lebih awet), arus primer
koil bisa lebih tinggi sehingga daya pengapian juga lebih tinggi.
Kelemahan yang masih ada :
· Keausan ebonit dan cam
· Dwell tetap
· Pengaturan saat pengapian masih konvensional
dengan Centrifugal Advancer dan Vacuum
Advancer
Pengapian elektronik TCI-
i
Pengapian TCI-i pengendali
primernya menggunakan transistor daya lebih besar karena arus lebih besar,
sinyal pengendali berupa induksi dari sebuah pulser berupa sinyal sinus.
Karena sudah tidak ada
pegas penekan poros, maka bushing poros distributor akan lebih awet. Sudut
dwell sudah dapat diatur secara elektronis.
Kelemahan yang masih ada :
· Pengaturan saat pengapian masih konvensional
dengan Centrifugal Advancer dan Vacuum Advancer
Pengapian elektronik TCI-h
Pengapian TCI-h hampir
sama dengan TCI-i, perbedaannya pada sinyal pengendali yang berupa sinyal dari
hall generator yang berupa sinyal kotak.
Kelemahan yang masih ada :
· Pengaturan saat pengapian masih konvensional
dengan Centrifugal Advancer dan Vacuum Advancer Sistem Pengapian komputer
Ada 3 macam sistem
pengapian komputer, yaitu:
· Sistem pengapian komputer dengan distributor
· Sistem pengapian komputer tanpa distributor /
DLI (Distributorless Ignition System).
· Sistem pengapian komputer langsung / DIS
(Direct Ignition System)
Pada pengapian komputer,
DLI dan DIS pemajuan saat pengapian berdasarkan putaran engine dengan sensor
rpm (Ne/CKP) dan penyesuaian terhadap beban kendaraan dengan TPS (Trotle
Position Sensor) atau MAP/PIM (Manifold Absolute Pressure)
Blok diagram dari
pengapian elektronik sebagai berikut :
Sinyal Ne (gigi-gigi yang
banyak) digunakan sebagai sensor putaran mesin.
Ketika muncul sinyal G1
digunakan untuk menentukan saat pengapian, ECU akan mengeluarkan sinyal IGT
sebagai pemicu igniter.
Dari kombinasi Ne sinyal
dan G sinyal ECU mengetahui silinder mana yang sedang langkah kompresi sehingga
IGT dikeluarkan ke igniter yang silindernya sedang akhir langkah kompresi.
Ada pula sistem yang
menggunakan satu buah sensor untuk menentukan kompresi silinder 1 sebagai
berikut:
Penentuan top silindernya
dengan referensi setelah sinyal yang panjang adalah posisi top silinder 1.
Selanjutnya dengan menghitung jumlah gigi akan dapat digunakan untuk menentukan
pengapian silinder lainnya sesuai urutan pengapian / firing order (FO).
Kondisi lain yang
dipertimbangkan sebagai koreksi dari saat pengapian, seperti :
kondisi start, kondisi
temperatur engine dingin, kondisi temperatur engine panas dan ketika ada
detonasi
Pengoptimalan derajat
pengapian sudah dilakukan secara presisi dengan elektronis/pemrograman sehingga
lebih optimal dan memperoleh banyak keuntungan.
Gambar sistem pengapian
komputer dengan distributor (DIS)
Keterangan :
1. koil dengan igniter
2. distributor tegangan
tinggi
3. busi
4. ECU
5. sensor temperatur
6. knok sensor
7. sensor rpm dan sensor
top silinder 1
8. gigi-gigi untuk sensor
9. throtle position sensor
(TPS)
10. Baterai
11. kunci kontak
Gambar sistem pengapian
komputer tanpa distributor
Keterangan :
1. busi
2. koil individual
3. throtle position sensor
(TPS)
4. ECU
5. sensor temperatur
6. knok sensor
7. sensor rpm dan sensor
top silinder 1
8. gigi-gigi untuk sensor
9. baterai
10. kunci kontak
Ditinjau dari pelayanan pengapian oleh koil dapat dibedakan sistem
pengapian individual dan sistem pengapian grup
Beban mesin dibaca dengan
menggunakan TPS(Trotle Position Sensor) atau MAP (Manifold Absolute Pressure)
yang sinyalnya berupa tegangan analog.
MAP sensor terbuat dari
Piezo Resistive, berfungsi untuk mengetahui tekanan udara masuk yang akan
menerjemahkan beban kendaraan.
Keterangan :
1,3 = Konektor 5 = Gelas Isolator
2 = Vacum referensi 6 = Rumah Vacum
4 = Silicon Chip Ukur 7 = Input Vacum
Kondisi-kondisi kerja
tertentu digunakan untuk mengoreksi saat pengapian yang tepat selama mesin
beroperasi, diantaranya : Kondisi start, kondisi temperatur engine dingin,
kondisi temperatur engine panas dan ketika ada detonasi.
Kondisi start Pada kondisi ini putaran engine rendah ±300
rpm, maka temperatur hasil kompresi masih rendah. Untuk mengatasi hal tersebut
maka saat pengapian dibuat pada Titik Mati Atas (0°PE), Tujuan dari penentuan
saat pengapian tersebut adalah supaya temperatur akhir kompresi tinggi, putaran
lebih ringan dan tidak timbul detonasi.
Sensor start memanfaatkan
sinyal dari kunci kontak terminal 50/ST yang dimasukkan kedalam ECU. Besar
tegangan yang dimasukkan ke ECU dirubah menjadi 5 volt oleh sebuah DC-DC
converter
Kondisi temperatur mesin
dingin (t < 30 °C)Pada kondisi
temperatur mesin yang masih dingin pembakaran campuran bahan bakar dan udara
memerlukan waktu lebih lama. Pada kondisi ini bahan bakar dikondisikan lebih
banyak karena untuk mengimbangi terjadinya pengembunan kembali bahan bakar yang
sudah dikabutkan dan agar campuran yang terbentuk dalam keadaan mudah terbakar.
Saat ini pengapian dimajukan ±5°PE sebelum TMA dari kondisi normal (tabel
dasar).
Kondisi temperatur engine
panas (t > 90 °C)Pada kondisi
ini waktu pemkaran relatif lebih pendek dari kondisi normal, karena temperatur
sudah panas, maka pengapian dimundurkan ±5°PE sebelum TMA dari kondisi normal
(tabel dasar). Sensor temperatur menggunakan bahan thermistor, merupakan bahan
solid-state variable resistor terbuat dari semiconductor. NTC (Negative
Temperature Coefficient).
Sensor ini nilai
tahanannya akan berkurang bila temperatur naik (nilai tahanan berbanding
terbalik terhadap temperatur).
ECT terletak pada blok
engine dekat dengan selang menuju radiator, sensor ini membaca temperatur air
pendingin pada engine.
Pada temperatur 0ºC NTC mempunyai
tahanan ± 5 K , dan pada temperatur 80ºC tahanan ± 250 .
Kondisi saat terjadi knocking/ detonasi
Ketika terjadi detonasi saat sensor
kockingakan memberi informasi menuju ECU dan saat pengapian akan dimundurkan
beberapa derajat sampai tidak terdapat detonasi lagi dan dijeda sebelum kembali
ke saat pengapian yang semestinya.
Sensor knocking terbuat dari bahan
Piezoceramic, terletak sensor knocking pada blok engine. Sensor ini berfungsi
untuk mendeteksi terjadinya detonasi pada engine dan informasi ini dimanfaatkan
untuk merubah saat pengapian.
Referensi :
1. Modul diklat mesin mobil PPPPTK BOE – VEDC Malang
2. Toyota Material Training
3. BOSCH Automotive Hand Book
0 komentar:
Post a Comment