Teknologi
3D Printing tidak hanya bermanfaat dibidang industry saja, tetapi juga sangat
bermanfaat dibidang kesehatan. Telah banyak orang yang dapat merasakan manfaat
dari teknologi terbaru ini. Berikut ini adalah beberapa kehebatan dari 3D
Printing:
1.
Tangan Robot
Tangan robot diciptakan untuk membantu
orang-orang yang tidak memiliki jari-jari tangaan. Tangan robot yang dicetak
menggunakan 3d printing ini dapat disesuaikan dengan bentuk tangan pengguna
tangan robot itu sendiri.
Salah satu pengguna yang sudah merasakan
kehebatan tangan robot ini adalah Liam,seorang anak berusia 5 tahun yang
mendapat hadiah terbaik dalam hidupnya. Hadiah fungsional, berupa tangan kanan
nyaman baru. Tangan ini dicetak menggunakan 3d printer dengan menggunakan
material plastic PLA, yang cukup kuat untuk penggunaan sehari-hari Liam. Hal
ini dikendalikan oleh gerakan pergelangan tangan, lengan dan tangan melalui
kabel dan return bungees.
Tiga hari setelah menerima tangan barunya, Liam
sudah bisa melakukan beberapa hal dengan tangan kanannya, bermain bola di
kamar, sama dengan apa yang anak lainlakukan dengan usianya sekarang. Ia bahkan
dapat mengambil sebuah objek kecil dan sulit seperti koin!
Desain Robohand Liam dibagi secara gratis di
Thingiverse dengan lisensi publik-domain. Richard dan Ivan berharap bahwa
orang-orang yang tidak memiliki akses ke prosthetics komersial yang mahal
sekarang dapat menggunakannya secara gratis.
Empat tahun yang lalu Eric Moger(60 tahun) pergi
untuk operasi rutin guna menghilangkan polip di hidungnya. Tapi kemudian Dokter
menemukan tumor berukuran bola tenis bersarang di belakang hidung dan mata
kirinya. Cepat saja Eric didiagnosis menderita Skuamosa Carsinoma Cell (SCC)
dan dokter harus membuang sebagian besar dari sisi kiri wajahnya, termasuk
matanya, dengan tujuan untuk menyingkirkan kanker itu. Bagian dari palet
atasnya juga dihilangkan, dan itu membuat Eric tidak dapat makan atau minum
secara normal.
Kemudian Eric bebas kanker, tetapi wajahnya rusak
permanen karena operasi. Dia mulai spiral ke dalam dan depresi, iamenolak untuk
meninggalkan rumah dan menunda pernikahan yang telah direncanakan dengan
tunangannya, Karen.
Selama empat tahun berikutnya Eric memiliki
delapan operasi rekonstruksi gagal. Sebagai usaha terakhir, ia setuju untuk
tampil di sebuah reality show Inggris yangmempertemukannya dengan seorang
profesor bedah gigi Andrew Dawood dari London.
Dawood menggunakan scanner digital untuk
menangkap wajah Eric dan kemudian menggunakan perangkat lunak digital untuk
merancang sebuah topeng palsu. Virtual desain disalin dari sisi kanan wajah
Eric dan dibalik sehingga sisi kiri akan cocok. Selanjutnya, Dawood menggunakan
printer 3D untuk membuat cetakan nilon.
Proses desain dan percetakan memakan waktu
sekitar enam minggu. Dia merancang sebuah perancah yang bisa dimasukkan ke
dalam rongga wajah Eric untuk menenpelkan topeng di tempatnya dan menciptakan
implan mulut yang akan menutup mulut Eric dan memungkinkan dia untuk makan dan
minum secara normal.
3.
Exoskeleton
Perkembangan teknologi printer 3D saat ini telah
mampu membuat lengan buatan untuk penyandang cacat. Seorang gadis kecil berusia
2 tahun bernama Emma memiliki penyakit langka yang dikenal sebagai
Anthrogryposis.
Namun kini gadis 2 tahun itu mampu menjalani
aktivitasnya tanpa harus tergantung dengan orang lain. Lantaran berkat hasil
cetakan printer 3D yang diberi nama Wilmington Robotic Exoskeleton atau WREX.
WREX (Wilmington Robotic Exoskeleton) adalah
hasil rapid prototyping yang dicetak dengan teknologi printer 3D. WREX menempel
pada tubuh penderita dan menggunakan pita elastis dan pelat logam untuk
memberikan kekuatan buatan agar dapat membantu penggunanya bergerak atau
menggerakkan anggota bagian tubuhnya.
WREX mampu membuat bagian tubuh yang cacat menjadi
bagian tubuh buatan yang normal dimana hasil cetakan bagian tubuh tersebut bisa
disesuaikan dengan ukuran penggunanya. Selain itu WREX juga dapat di-resize
atau diubah ukurannya sesuai kebutuhan dan di print ulang. Sejauh ini sudah 15
anak yang menggunakan WREX termasuk Emma.
4.
Rongga Trakea
Kaiba lahir di Akron, Ohio dengan cacat lahir
yang disebut tracheobronchomalacia, suatu kondisi yang menyebabkan saluran
udara sering runtuh, sering mengakibatkan Kaibasama sekali tidak dapat
bernapas. Kondisinya akhirnya menjadi kritis dan ia dilarikan ke University of
Michigan Medical Center di mana dokter Glenn Green dan Scott Hollister
menggunakan 3-D printing untuk membuat belat untuk menahan napas Kaiba agar
tetap terbuka.
Green, profesor THT pediatrik, mengatakan
pemikiran di balik obat Kaiba adalah menemukan cara untuk menggantikan trakea
Kaiba untuk sementara. "Kaiba memiliki tracheobronchomalacia terburuk yang
pernah kulihat pada bayi," kata Green. Sekitar satu hari setelah Kaiba
dibawa ke Ann Arbor, Hollister, profesor bedah mulut dan profesor teknik
biomedis, mampu membangun belat atas trakea Kaiba menggunakan printer 3-D,
sebuah perangkat yang menggunakan sistem laser-centering untuk mengukir
benda-benda fisik yang dirancang pada komputer.
Keduanya, Green dan Hollister mengatakan efeknya
terbilang cepat dan paru-paru Kaiba mulai mengembang dan mengempis secara
normal. Belat Kaiba ditempatkan di luar trakea, dan terbuat dari bahan
biodegradable yang akan larut setelah jaringan itu tumbuh dan sehat.
5.
Meramalkan penyakit dimasa depan
90 tahun lalu arkeolog asal inggris howwald
carter membongkar mumi mesir, yang sampai sekarang masih awet dan utuh. Proses
pembongkaran peti mati mumi membutuhkan kerja yang super hati-hati. Namun kini
arkeolog dapat meminimalisir kerusakan mumi asli dalam peti, yaitu dengan cara
memindai isi dalam peti yang selanjutnya di cetak menjadi patung mumi plastic
berukuran sama, dengan menggunakan 3D Printer. Kehadiran 3D Printer diharapkan
juga mengungkap informasi lebih tentang mumi mesir yang misterius, seperti
penyakit yang diderita di masa lampau yang dapat membantu meramalkan penyakit
di masa depan.
1. Bioprinting
Bioprinting adalah suatu teknologi pembuatan
organ atau jaringan tubuh makhluk hidup buatan dengan menggunakan divais 3D
printing. Tujuannya dalam jangka panjang adalah untuk menggantikan organ atau
jaringan tubuh yang rusak.
Pada 2002, Professor Makoto Nakamura, seorang
dokter, menyadari bahwa printer jet dapat menghasilkan ribuan sel per detik,
sebagai ganti dari tinta, dan membangun organ dalam 3D. Di tahun 2008, Nakamura
berhasil membuat biotubing, semacam pembuluh darah, dengan printer jet.
Selain Nakamura, pada 2008, Professor Gabor
Foracs dari Organovo mencoba bioprinting pembuluh darah dan jaringan untuk
jantung dari sel ayam dengan menggunakan printer yang memiliki 3 head. Ketiga
head masing-masing berisi sel jantung, sel endothelial, dan kolagen sebagai
kerangka.
Bagaimana proses bioprinting?
Tahap
persiapan / desain:
Citra
dari MRI maupun CT scan dapat digunakan untuk mendapatkan gambaran detail
mengenai jaringan atau organ yang akan dicetak dengan bioprinting. Selanjutnya
dibuat secara detail lapisan demi lapisan organ atau jaringan yang akan
dicetak, termasuk jenis sel yang ada di tiap lapisan tersebut, dengan
menggunakan software khusus.
Tahap
printing:
Proses
printing dilakukan dengan mencetak biopaper, yang terbuat dari kolagen,
gelatin, atau hydrogel lainnya, sebagai kerangka pendukung terlebih dahulu.
Kemudian, sel tubuh yang akan dicetak pada lapisan pertama dicetak pada
biopaper. Lapisan ini kemudian harus dikeringkan dengan menggunakan sinar UV
sebelum diberi lapisan biopaper dan lapisan sel tubuh lainnya. Demikian
seterusnya dilakukan hingga seluruh lapisan dari desain yang telah dibuat
tercetak dan membentuk jaringan maupun organ yang utuh.
Nantinya
lapisan biopaper dapat dihilangkan dan lapisan sel yang telah dicetak akan
menyatu secara alamiah dalam beberapa waktu.
0 komentar:
Post a Comment